Melalui kegiatan ini, Jasa Raharja berupaya menghadirkan pendekatan sosial yang berkelanjutan dengan melibatkan masyarakat secara langsung. Bonjeruk, yang dikenal dengan kekayaan budaya, kuliner, dan semangat gotong royong masyarakatnya, menjadi lokasi ideal bagi penerapan konsep Desa Keselamatan.
Program BETA Jasa Raharja melibatkan 19 relawan muda dari berbagai kantor wilayah di Indonesia. Para relawan ini berperan aktif dalam memberikan edukasi, pendampingan, serta menginisiasi kegiatan sosial yang berdampak langsung bagi masyarakat.
Plt. Direktur Utama Jasa Raharja, Dewi Aryani Suzana, menyampaikan bahwa program BETA merupakan bagian dari komitmen perusahaan dalam menjalankan tanggung jawab sosial berkelanjutan sekaligus menanamkan nilai-nilai empati dan kepedulian di kalangan pegawai muda.
“Program BETA Jasa Raharja adalah wujud nyata komitmen kami dalam membangun kesadaran keselamatan berkendara dari akar rumput. Melalui pembinaan Desa Keselamatan, kami ingin memastikan bahwa semangat keselamatan, gotong royong, dan kemandirian dapat tumbuh bersama di tengah masyarakat,” ujar Dewi.
Ia menambahkan, keterlibatan para pegawai muda menjadi bentuk transfer nilai dan pembelajaran lintas generasi, agar semangat pelayanan publik Jasa Raharja tetap relevan dengan dinamika masyarakat modern.
Selama lima hari pelaksanaan, para relawan menjalankan berbagai kegiatan berbasis empat pilar utama: keselamatan, lingkungan, pariwisata, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Beberapa kegiatan yang dilaksanakan di antaranya edukasi keselamatan lalu lintas bagi siswa SD dan SMP bekerja sama dengan Korlantas Polri, sosialisasi Pajak Kendaraan Bermotor serta peran Jasa Raharja kepada masyarakat, pelatihan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K) bagi pemuda dan tokoh masyarakat bersama tenaga medis dari Puskesmas Bonjeruk, hingga pendampingan UMKM dan Pokdarwis dalam pelatihan branding, pengemasan produk, serta pemanfaatan media digital untuk promosi wisata desa.
Selain itu, kegiatan lingkungan seperti penanaman pohon jeruk, pemasangan rambu keselamatan, pengecatan zebra cross, dan aksi bersih-bersih di kawasan wisata serta sekolah turut menjadi bagian integral dari program ini.
Tidak hanya berorientasi pada kegiatan lapangan, para relawan juga menginisiasi Focus Group Discussion (FGD) bersama Pokdarwis Bonjeruk untuk merancang model wisata edukatif berkelanjutan yang menonjolkan nilai keselamatan dan pelestarian lingkungan.
Dewi menegaskan bahwa selain memberi manfaat bagi masyarakat, program ini juga menjadi ruang pembelajaran bagi insan Jasa Raharja.
“Kami percaya bahwa melalui interaksi langsung di tengah masyarakat, insan Jasa Raharja dapat memahami kebutuhan nyata di lapangan sekaligus menumbuhkan empati dalam pelayanan publik. Harapannya, kegiatan ini menjadi langkah kecil yang berdampak besar bagi terciptanya budaya keselamatan dan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.
Desa Wisata Bonjeruk sendiri dikenal sebagai salah satu desa pelestari kuliner dengan potensi wisata budaya dan edukasi yang kuat. Dengan populasi lebih dari 10 ribu jiwa yang tersebar di 14 dusun, Bonjeruk menjadi representasi sinergi antara pelestarian tradisi dan inovasi pariwisata modern di Nusa Tenggara Barat.
Melalui pelaksanaan BETA Jasa Raharja di Bonjeruk, perusahaan berharap dapat memperluas dampak program Desa Keselamatan di wilayah-wilayah rawan kecelakaan, sekaligus menginspirasi masyarakat untuk menjadikan keselamatan sebagai bagian dari gaya hidup sehari-hari.,
