Notification

×

Iklan

Iklan

Kolaborasi Pentahelix Didorong untuk Tekan Kecelakaan di Perlintasan Sebidang Kereta Api

Selasa, 02 September 2025 | September 02, 2025 WIB Last Updated 2025-09-02T10:59:01Z
Kilas Java, Jakarta - Keselamatan di perlintasan sebidang kereta api kian menjadi sorotan pemerintah dan para pemangku kepentingan transportasi darat. Berdasarkan catatan PT Kereta Api Indonesia (KAI), hingga Juli 2025 tercatat 34 kecelakaan di wilayah operasi Jakarta yang melibatkan kendaraan bermotor di perlintasan sebidang. Angka ini menegaskan urgensi kampanye keselamatan publik lintas sektor.

Menanggapi kondisi tersebut, Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) bertema “Kolaborasi Antara Kementerian dan Lembaga untuk Keselamatan Perlintasan Sebidang Kereta Api” pada 27 Agustus 2025 di Kantor Pusat Jasa Raharja, Jakarta. Forum ini mendapat dukungan penuh dari Jasa Raharja sebagai bentuk komitmen perusahaan dalam mendorong kolaborasi demi transportasi yang lebih aman.

Plt. Direktur Utama Jasa Raharja, Dewi Aryani Suzana, menegaskan bahwa peran perusahaan asuransi sosial milik negara tidak berhenti pada pemberian santunan kepada korban kecelakaan lalu lintas. Menurutnya, upaya pencegahan harus menjadi fokus bersama.

“Tugas dan fungsi Jasa Raharja adalah melindungi korban kecelakaan lalu lintas, namun kami juga berkomitmen memperkuat kerja sama dengan seluruh stakeholder agar masyarakat terlindungi dari risiko kecelakaan. Mari kita berkolaborasi, mencari solusi, dan menekan angka kecelakaan di perlintasan sebidang agar korban semakin berkurang,” ujar Dewi.

Ia menekankan pentingnya kolaborasi pentahelix—yang melibatkan pemerintah, akademisi, dunia usaha, masyarakat, dan media—untuk mewujudkan transportasi yang selamat, aman, dan berkelanjutan. “Setiap langkah kolaborasi hari ini adalah investasi bagi perjalanan yang lebih selamat di masa depan,” tambahnya.

Sekretaris Jenderal MTI, Dr. Ir. Haris Muhammadun, ATD., M.M., IPU., menyoroti besarnya dampak kecelakaan lalu lintas di perlintasan sebidang yang sering kali berujung pada kehilangan pencari nafkah utama keluarga. Kondisi ini, menurutnya, berpotensi menciptakan kemiskinan baru.

“Program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto salah satunya menekankan pengentasan kemiskinan. Jika angka kecelakaan lalu lintas dapat ditekan, maka potensi kemiskinan baru juga dapat dicegah. Karena pada dasarnya, 27.895 korban meninggal akibat kecelakaan lalu lintas adalah tulang punggung keluarga. Kehilangan mereka berarti hilangnya sumber penghidupan,” ungkap Haris.

FGD ini menjadi momentum penting untuk menyatukan peran regulator, operator, penegak hukum, akademisi, dan masyarakat. Kolaborasi lintas sektor diyakini sebagai kunci strategis untuk menekan angka kecelakaan lalu lintas, khususnya di titik rawan perlintasan sebidang.

Sebagai perusahaan yang mengemban mandat negara, Jasa Raharja menegaskan akan terus berperan aktif dalam program edukasi, sosialisasi, dan implementasi lima pilar keselamatan lalu lintas. Upaya ini diharapkan mampu mendorong perubahan perilaku sekaligus memperkuat kesadaran publik tentang pentingnya disiplin di perlintasan sebidang kereta api.
TUTUP IKLAN
TUTUP IKLAN
×
Berita Terbaru Update