Kilas Java, Jakarta - Dalam momentum Hari Anak Nasional 2025, Jasa Raharja menginisiasi sebuah gerakan edukatif nasional bertajuk "Anak Duta Informasi Keselamatan Lalu Lintas" yang digelar secara serentak di Kantor Pusat dan 29 Kantor Wilayah di seluruh Indonesia.
Kegiatan ini melibatkan lebih dari 3.000 siswa tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau sederajat yang ditunjuk sebagai perwakilan anak-anak Indonesia, guna menyuarakan pesan keselamatan berlalu lintas dan upaya pencegahan perundungan.
Langkah ini bukan sekadar perayaan seremonial, melainkan wujud nyata kontribusi Jasa Raharja dalam membangun karakter anak bangsa dan menanamkan nilai budaya tertib lalu lintas sejak usia dini.
Para pelajar yang berasal dari berbagai daerah rawan kecelakaan, dibekali dengan pengetahuan dan peran strategis sebagai duta informasi yang menyampaikan pesan keselamatan kepada lingkungan terdekat mereka—keluarga, teman, serta masyarakat sekitar.
Data yang menjadi latar belakang pelaksanaan kegiatan ini menunjukkan urgensi yang tak terbantahkan. Sepanjang 2024, tercatat 227.435 kasus kecelakaan lalu lintas di Indonesia, dengan 56.526 di antaranya melibatkan anak-anak.
Sementara itu, laporan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyoroti peningkatan signifikan pada kasus perundungan di lingkungan sekolah yang mencapai kisaran 30 hingga 60 persen per tahun.
Di tengah kenyataan bahwa sepertiga dari populasi nasional adalah anak-anak (berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023 yang mencatat lebih dari 88 juta anak di Indonesia) maka upaya preventif menjadi keharusan.
Di Kantor Pusat Jasa Raharja, Jakarta, Direktur Operasional Dewi Aryani Suzana menyampaikan apresiasi kepada para peserta terpilih.
Dalam sambutannya, Dewi menegaskan peran strategis yang kini diemban oleh para siswa sebagai agen perubahan.
"Hari ini, kalian tidak hanya hadir untuk belajar, tetapi juga dipercaya sebagai Duta Informasi Keselamatan Lalu Lintas. Ini artinya kalian memiliki tanggung jawab mulia untuk menyampaikan pesan keselamatan kepada teman sebaya, keluarga, bahkan orang tua di rumah," ungkapnya.
Lebih lanjut, Dewi menyampaikan fakta mengejutkan. Ia menyebut bahwa selama satu jam kegiatan berlangsung, setidaknya tiga orang meninggal akibat kecelakaan lalu lintas. Mayoritas penyebabnya adalah kecelakaan sepeda motor.
"Bayangkan jika kelak pada 2045 anak-anak kita tidak mengamalkan pengetahuan yang diterima hari ini. Indonesia bisa gagal mencapai cita-cita menjadi bangsa emas karena sebagian masyarakatnya menjadi korban kecelakaan lalu lintas," tegasnya.
Senada dengan hal tersebut, Brigadir Jenderal Polisi Bakharuddin Muhammad Syah, selaku Direktur Keamanan dan Keselamatan (Dirkamsel) Korlantas Polri, menekankan peran pelajar sebagai penyambung pesan keselamatan. Ia menyebut lalu lintas sebagai urat nadi kehidupan dan refleksi budaya sebuah bangsa.
"Lalu lintas bukan sekadar aktivitas berpindah tempat, tetapi juga cermin kemajuan dan peradaban suatu bangsa. Ketika ketidaktertiban merajalela, maka keselamatan masyarakat pun menjadi taruhan," ujarnya.
Dalam kegiatan ini, para siswa mendapatkan edukasi mengenai bahaya berkendara di bawah umur, pentingnya memahami dan mematuhi rambu lalu lintas, serta strategi menghadapi perundungan secara cerdas dan sehat. Mereka juga menerima pin simbolis sebagai identitas dan pengingat atas peran penting yang mereka emban.
Inisiatif ini juga menjadi bagian dari kontribusi Jasa Raharja dalam mendukung agenda global Sustainable Development Goals (SDGs), terutama pada bidang pendidikan berkualitas, kesehatan dan kesejahteraan, serta pembentukan komunitas yang aman dan inklusif.
Melalui pendekatan edukatif dan partisipatif, perusahaan pelat merah ini berharap para duta dapat menjadi garda terdepan dalam menyebarluaskan nilai-nilai keselamatan dan empati sosial.
Dengan pembekalan dan komitmen yang tertanam sejak dini, Jasa Raharja meyakini bahwa transformasi budaya berlalu lintas di Indonesia dapat dimulai dari langkah kecil—melalui suara jernih dan semangat tulus anak-anak Indonesia.



