Kilas Java, Jakarta – Suasana Car Free Day di Jakarta pada Minggu pagi berlangsung berbeda dengan hadirnya kegiatan Polantas Menyapa – Retrospeksi Korban Kecelakaan Lalu Lintas. Acara ini menjadi ruang refleksi bersama untuk mengenang para korban sekaligus mengingatkan pentingnya membangun budaya keselamatan di jalan raya.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh Kakorlantas Polri Irjen Pol. Drs. Agus Suryo Nugroho, S.H., M.Hum., beserta jajaran Korlantas. Dari Jasa Raharja hadir Plt. Direktur Utama Dewi Aryani Suzana, Kepala Divisi Pelayanan Hervanka Tridianto, dan Kepala Divisi Asuransi Jahja Joel Lami.
Turut hadir Ketua Umum Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) H. Norman Yulian, Ketua Komunitas Ojek Online Dodi Ilham, Ketua Tiger Riders Club Ferdinand Octavian, serta sejumlah penyandang disabilitas akibat kecelakaan lalu lintas.
Dalam sambutannya, Kakorlantas menyampaikan keprihatinan mendalam sekaligus apresiasi atas kerja sama yang telah terjalin dalam menekan angka kecelakaan.
“Acara retrospeksi pagi ini sangat tepat untuk kita mengenang sekaligus merenungkan betapa menyedihkannya peristiwa kecelakaan, yang sering kali berujung pada luka berat bahkan kehilangan nyawa. Saya memohon maaf karena hingga saat ini masih banyak kecelakaan yang terjadi. Namun saya ingin mengajak kita semua untuk tetap bersemangat dan menatap masa depan dengan tekad membangun keselamatan berlalu lintas,” ujarnya.
Agus menegaskan bahwa melalui program Korlantas Menyapa, kepolisian hadir untuk mendekatkan diri dengan masyarakat, khususnya pengguna jalan. Program ini bertujuan meningkatkan kedisiplinan, ketertiban, dan kepedulian agar angka kecelakaan dapat ditekan secara signifikan.
“Mari kita bekerja sama mewujudkan lalu lintas yang aman, selamat, tertib, dan lancar. Peran seluruh lapisan masyarakat, termasuk pengemudi ojek online maupun komunitas otomotif, sangat penting. Kita semua bisa menjadi agen percontohan dalam membangun budaya tertib berlalu lintas,” tambahnya.
Sebagai mitra utama dalam penanganan korban kecelakaan, Jasa Raharja menegaskan komitmennya memberikan perlindungan dasar bagi masyarakat. Plt. Direktur Utama Jasa Raharja Dewi Aryani Suzana menekankan bahwa kegiatan ini bukan sekadar seremoni, melainkan momentum refleksi untuk belajar dari peristiwa kecelakaan yang kerap membawa dampak besar.
“Hingga Juli 2025, Jasa Raharja telah menyalurkan santunan kepada 87.904 korban kecelakaan dengan nilai mencapai Rp1,825 triliun. Angka ini menjadi pengingat bahwa meski jumlah kecelakaan menurun, satu kejadian dapat merenggut lebih dari satu korban. Karena itu, pencegahan melalui kepatuhan dan budaya tertib berlalu lintas harus menjadi prioritas,” tegas Dewi.
Refleksi semakin kuat ketika suara penyandang disabilitas disampaikan langsung di hadapan para tamu undangan. Ketua Umum PPDI, H. Norman Yulian, mengingatkan bahwa jumlah penyandang disabilitas di Indonesia mencapai lebih dari 10 juta orang, dengan kecelakaan lalu lintas sebagai salah satu penyumbang terbesar.
“Kesempatan seperti ini memberi semangat baru bagi para penyandang disabilitas. Kami berterima kasih karena mereka diberikan dukungan untuk mandiri dan percaya diri dalam bermasyarakat. Harapannya, kegiatan ini bisa berlanjut pada tahun-tahun berikutnya,” ucap Norman.
Salah satu penyintas yang berbagi kisah adalah Sabrina Nadya Oktaviani, korban kecelakaan lalu lintas yang kehilangan tangan kanannya. Ia bersyukur karena klaim asuransi dari Jasa Raharja dipermudah dan hingga kini manfaatnya masih terasa, termasuk bantuan tangan palsu yang baru diterimanya.
“Waktu itu saya terlempar dari motor hingga tangan kanan saya harus diamputasi. Proses klaim sangat mudah, tidak memberatkan, dan hari ini saya bisa kembali percaya diri dengan tangan palsu yang saya gunakan,” ungkap Sabrina.
Dengan keterlibatan berbagai pihak, mulai dari aparat, lembaga asuransi sosial, komunitas, hingga para penyandang disabilitas, kegiatan Polantas Menyapa – Retrospeksi Korban Kecelakaan Lalu Lintas menjadi pengingat bahwa keselamatan di jalan adalah tanggung jawab kolektif. Refleksi ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran bahwa setiap orang memiliki peran penting dalam menciptakan jalan raya yang aman dan berkeselamatan bagi semua.