Notification

×

Iklan

Iklan

Tahukah Anda? Puasa Sebelum Operasi dan Penanganan Korban Kecelakaan

Senin, 05 Agustus 2024 | Agustus 05, 2024 WIB Last Updated 2024-08-05T16:20:08Z

Kilas Java - Sebelum menjalani operasi, pasien umumnya diharuskan untuk berpuasa, yang berarti tidak makan atau minum selama periode waktu tertentu sebelum prosedur. Kebijakan ini didasarkan pada beberapa pertimbangan medis utama:


1. Mengurangi Risiko Tercekik: Anestesi umum menyebabkan relaksasi pada otot tenggorokan dan mulut, meningkatkan risiko aspirasi—di mana makanan atau cairan dari perut bisa masuk ke saluran pernapasan. Puasa sebelum operasi mengurangi kemungkinan aspirasi dan tercekik yang bisa berakibat fatal selama prosedur.


2. Mencegah Mual dan Muntah: Ketika perut penuh, mual dan muntah setelah mendapatkan anestesi lebih mungkin terjadi. Ini dapat menyebabkan komplikasi tambahan dan ketidaknyamanan. Dengan perut kosong, risiko mual dan muntah dapat diminimalkan.


3. Mempermudah Penilaian Medis: Puasa memastikan bahwa perut benar-benar kosong, memungkinkan dokter melakukan penilaian medis dan prosedur dengan lebih efektif tanpa gangguan dari makanan atau cairan yang tersisa di sistem pencernaan.


4. Menjamin Keamanan Selama Prosedur: Dengan perut kosong, dokter dapat lebih mudah mengelola cairan dan obat-obatan selama operasi, mengurangi risiko komplikasi yang mungkin timbul terkait dengan penanganan cairan dan obat-obatan.


Penanganan Korban Kecelakaan: Tindakan yang Harus Diambil


Dalam situasi kecelakaan, langkah-langkah pertama yang tepat sangat penting untuk memastikan keselamatan dan kesehatan korban. Berikut adalah panduan mengenai tindakan yang harus diambil:


1. Pastikan Keamanan: Pertama-tama, pastikan area di sekitar kecelakaan aman. Hindari risiko tambahan seperti kebakaran atau bahaya lalu lintas sebelum mendekati korban.


2. Periksa Kondisi Korban: Cek kesadaran korban dengan bertanya atau dengan lembut menggoyangkan mereka. Jika korban tidak responsif, segera hubungi layanan darurat untuk mendapatkan bantuan profesional.


3. Hindari Memberikan Makanan atau Minuman: Jangan memberikan makanan atau minuman kepada korban, terutama jika mereka tidak sadar atau hanya setengah sadar. Risiko tercekik sangat tinggi dalam situasi ini, dan makanan atau minuman dapat mengganggu perawatan medis yang diperlukan.


4. Lakukan Pertolongan Pertama Jika Diperlukan: Jika Anda memiliki pelatihan pertolongan pertama, lakukan tindakan yang sesuai seperti CPR atau menghentikan pendarahan dengan perban tekanan jika diperlukan dan aman dilakukan.


5. Hubungi Bantuan Medis: Segera panggil layanan darurat dan ikuti instruksi dari operator atau petugas medis. Informasikan kondisi korban secara rinci untuk mempermudah proses penanganan.


6. Stabilkan Korban: Jika memungkinkan, jaga ketenangan dan stabilkan posisi korban hingga bantuan medis tiba. Hindari memindahkan korban lebih dari yang diperlukan untuk menghindari cedera tambahan.


Mengikuti langkah-langkah ini akan membantu meminimalkan risiko tambahan dan memastikan bahwa korban mendapatkan perawatan yang mereka butuhkan dengan cepat dan efektif.

** Dari berbagai sumber

TUTUP IKLAN
TUTUP IKLAN
×
Berita Terbaru Update