Notification

×

Iklan

Iklan

Majelis Ar-Rohimin: Memahami Keutamaan Salat Malam dan Keseimbangan Dalam Ibadah

Kamis, 08 Agustus 2024 | Agustus 08, 2024 WIB Last Updated 2024-08-08T15:24:56Z


Kilas Java, Surabaya
- Salat malam, atau tahajud, merupakan salah satu ibadah yang sangat dianjurkan dalam Islam. 


Meskipun terkadang dianggap sulit, terutama karena harus melawan rasa kantuk, salat malam menawarkan berbagai keutamaan dan manfaat yang sangat besar. 


Berikut adalah beberapa poin penting yang dapat diambil dari pembahasan mengenai salat malam dan keutamaannya, seperti yang disampaikan oleh Habib Musthofa Bin Zein Alaydrus dalam tausiyahnya pada acara rutinan Majelis Ar-Rohimin, Tambak Dalam Baru 1B, No. 27, Asemrowo, Surabaya. (7/8/2024).


Keutamaan Salat Malam


1. Salat malam, terutama tahajud, memiliki keistimewaan karena dilakukan pada waktu yang sulit, yaitu di tengah malam. Melawan rasa kantuk dan kenyamanan tidur merupakan tantangan tersendiri. Namun, ini justru menjadi alasan mengapa tahajud begitu istimewa di hadapan Allah. Allah memuji mereka yang melawan rasa kantuk untuk beribadah dan melaksanakan salat malam.


2. Waktu sepertiga malam terakhir dianggap sebagai waktu yang paling mustajab untuk berdoa. Banyak ulama dan orang-orang saleh percaya bahwa di waktu ini, doa-doa kita lebih mudah diterima oleh Allah. Oleh karena itu, bangun di waktu ini untuk beribadah bisa menjadi peluang besar untuk memohon dan berdoa kepada Allah.


3. Salah satu keutamaan salat tahajud adalah ditempatkan pada tempat yang terpuji dan mulia di sisi Allah SWT. Ini merupakan janji Allah SWT kepada umatnya. Allah SWT berjanji akan mengangkat umat-Nya ke tempat-tempat terpuji. Hal itu dijanjikan kepada umat muslim yang tekun dan ikhlas ketika melaksanakan salat tahajud. Salat tahajud yang dilakukan dengan ikhlas dan tekun serta untuk mengharapkan ridha dari Allah SWT akan membawa banyak manfaat.


4. Keutamaan berikutnya karena melaksanakan salat tahajud adalah dapat terkabulnya doa-doa yang sedang dipanjatkan. Allah SWT berjanji akan mengabulkan doa-doa dari seorang muslim yang ahli salat tahajud, atau rutin melakukan salat tahajud.


Rasulullah SAW pernah mengatakan hal ini di dalam sebuah hadits. Rasulullah SAW bersabda “Pada malam hari, ada suatu saat ketika seorang muslim meminta kebaikan dunia dan akhirat, pasti Allah SWT memberinya. Itu berlangsung pada setiap malam.” Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dan Ahmad dari Jabir


5. Tidak hanya mengabulkan doa-doa yang dipanjatkan, salat tahajud juga memiliki keutamaan lain. Keutamaan tersebut adalah sebagai penghapus dosa-dosa dan kesalahan yang sudah diperbuat. Di dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda “Lakukan qiyamullail. Karena itu kebiasaan orang shaleh sebelum kalian, bentuk taqarrub, penghapus dosa, dan penghalang berbuat salah.”. HR. Tirmidzi dari Abu Umamah Al-Bahili.


6. Seorang muslim yang rutin melaksanakan salat tahajud akan menjadi seorang ahli dzikir. Hal ini disampaikan langsung oleh Rasulullah SAW. Rasulullah SAW menjelaskan bahwa seseorang yang bangun pada malam hari, kemudian membangunkan anggota keluarganya yang lain dan melaksanakan dua rakaat akan mendapat suatu balasan yang baik. Mereka akan dimasukkan di dalam golongan perempuan dan laki-laki yang banyak mengingat Allah SWT. Hal tersebut tercantum di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, Nasa’i, dan Ibnu Majah dari Abu Sa‘id Al-Khudri


Sunah Bersiwak

Beberapa praktik ibadah, seperti bersiwak sebelum tidur, memiliki manfaat kesehatan tambahan. Misalnya, bersiwak dapat mencegah penumpukan bakteri di mulut, yang pada gilirannya membantu menjaga kesehatan gigi dan gusi.


Abu Syuja

Dalam berbagai kisah sejarah Islam, banyak orang saleh yang memiliki posisi tinggi namun memilih kesederhanaan sebagai pilihan hidup mereka di akhir hayat. 


Salah satunya adalah Abu Syuja adalah seorang alim, Ahli fikih, Imam, dan Syaikh dari Mazhab Syafi'i. Dia adalah pengarang kitab matan fikih yang populer di dalam mazhab Syafi'i yang berjudul Al-Ghayah wa At-Taqrib (Matan Abu Syuja). 


Namanya adalah Ahmad bin al-Husain bin Ahmad Al-Ashfahani[1] yang dikenal dengan nama Al-Qadhi Abu Syuja' (Bapak para pemberani). Sebutan dan Kunyah Abu Syuja’ disandangkan kepadanya, karena dia adalah seorang ulama yang pemberani dalam menegakkan kebenaran dan tidak takut dengan cacian orang lain di dalam menegakkan keadilan. 


Ayahnya berasal dari Asfahan, Persia (sekarang Iran) namun dia dilahirkan di Basrah, Irak pada tahun 433 H. Dia belajar dan mengajar fikih Imam asy-Syafi’i di Basrah selama lebih dari 40 tahun kemudian hijrah ke kota Madinah dan wafat disana pada tahun 593 H dalam usia 160 tahun., yang meskipun pernah menjadi menteri, merasa lebih bangga dengan profesi terakhirnya sebagai tukang sapu di masjid. 


Ini menunjukkan bahwa kedekatan dengan Allah lebih penting daripada posisi sosial atau kekayaan materi.

   

Ada cerita tentang seseorang yang tetap sehat dan aktif hingga usia tua karena menjaga mata dari melihat hal-hal yang tidak diridhoi Allah dan menjalani ibadah secara konsisten. 


Ini menggarisbawahi pentingnya menjaga diri dari dosa dan berfokus pada ibadah untuk menjaga kesehatan baik fisik maupun spiritual.

   

Menetapkan niat dan tekad sebelum tidur untuk bangun malam sangat penting. Jika seseorang sudah memiliki niat yang kuat untuk melaksanakan salat malam atau ibadah lainnya, kemungkinan untuk sukses dalam ibadah tersebut akan meningkat. Ini termasuk mempersiapkan alarm atau metode lain untuk memastikan bangun di tengah malam.

   

Berbeda dengan harta dunia yang tidak bisa dibawa setelah mati, amal soleh adalah satu-satunya "tabungan" yang berguna untuk kehidupan akhirat. Salat malam dan ibadah lainnya adalah bentuk amal yang akan menjadi bekal di hari akhir. Oleh karena itu, berfokus pada ibadah dan amal saleh harus menjadi prioritas utama.


**Salat malam, atau tahajud, merupakan ibadah yang penuh keutamaan dan manfaat, baik dari sisi spiritual maupun kesehatan. 


Meskipun menantang, salat malam menawarkan peluang emas, artinya adalah bisa menjadi bekal kelak di kehidupan yang kekal dan yang terpenting adalah untuk mendapatkan ridho Allah dan meningkatkan kualitas hidup kita. 


Dengan niat yang kuat, persiapan yang baik, dan konsistensi dalam beribadah, kita dapat meraih manfaat besar dari ibadah ini dan menyiapkan bekal terbaik untuk kehidupan akhirat.


Narasumber: Pengasuh Majelis Ar-Rohimin, Habib Musthofa Bin Zein Alaydrus.

TUTUP IKLAN
TUTUP IKLAN
×
Berita Terbaru Update